7.11.09

Bila kita selalu berzikir disetiap helaan nafas ini, tak akan ada kesempitan dalam hidup ini, tidak akan ada lagi keinginan untuk serakah atau bergosip ria, karena hati dan ucapan kita sibuk dengan memuji Allah.betapa indahnya hidup ini bila zikir adalah bagian dari hidup ini sama ketika kita membutuhkan sinar matahari dipagi hari, membutuhkan oksigen untuk bernafas, membutuhkan air agar kita tidak kehausan.

KEUTAMAAN TASBIH, TAHMID, TAHLIL DAN TAKBIR
254- قَالَ : مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.
254. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang membaca: “Maha Suci Allah dan aku memujiNya” dalam sehari seratus kali, maka kesalahannya dihapus sekalipun seperti buih air laut.” [275]

255- وَقَالَ : مَنْ قَالَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، عَشْرَ مِرَارٍ، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ.
255. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca: Laailaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu lahulmulku walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syaiin qadiir, sepuluh kali, maka dia seperti orang yang memerdekakan empat orang dari keturunan Ismail.” [276]

256- وَقَالَ : كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.
256. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan (hari Kiamat) dan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.” [277]

257- وَقَالَ : لأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ.
257. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, apabila aku membaca: ‘Subhaanallah walhamdulillaah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar’. Adalah lebih senang bagiku dari apa yang disinari oleh matahari terbit.” [278]

258- وَقَالَ : ((أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ)) فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ، كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: ((يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ))
258. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan tiap hari?” Salah seorang di antara yang duduk bertanya: “Bagaimana di antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasul bersabda: “Hendaklah dia membaca seratus tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya dihapus.” [279]

259- مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ.
259. “Barangsiapa yang membaca: Subhaanallaahi ‘azhiim wabihamdih, maka ditanam untuknya sebatang pohon kurma di Surga.” [280]

260- وَقَالَ : ((يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ؟)) فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: ((قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ))
260. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan perbendaharaan Surga?” “Aku berkata: “Aku mau, wahai Rasulullah!” Rasul berkata: “Bacalah: Laa haula walaa quwwata illaa billaah.” [281]

261- وَقَالَ : أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
261. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Perkataan yang paling disenangi oleh Allah adalah empat: Subhaanallaah, Alhamdulillaah, Laa ilaaha illallaah dan Allaahu akbar. Tidak mengapa bagimu untuk memulai yang mana di antara kalimat tersebut.” [282]

262- جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ. قَالَ: قُلْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ)) قَالَ فَهَؤُلاَءِ لِرَبِّيْ فَمَا لِيْ؟ قَالَ: قُلْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.
262. Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, lalu berkata: ‘Ajari aku dzikir untuk aku baca!’ Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: ‘Katakanlah: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah yang banyak. Maha Suci Allah, Tuhan sekalian alam dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.’ Orang Badui itu berkata: ‘Kalimat itu untuk Tuhanku, mana yang untukku?’ Rasul bersabda: ‘Katakanlah: Ya Allah! Ampunilah aku, belas kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku dan berilah rezeki kepadaku.” [283]

263- كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبِيُّ الصَّلاَةَ ثُمَّ أَمَرَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.
263. Seorang laki-laki apabila masuk Islam, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengajarinya shalat, kemudian beliau memerintahkan agar berdoa dengan kalimat ini: ‘Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku, melindungi (dari apa yang tidak kuinginkan) dan berilah rezeki kepadaku.” [284]

264- إِنَّ أَفْضَلَ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَأَفْضَلَ الذِّكْرِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ.
264. Sesungguhnya doa yang terbaik adalah membaca: Alhamdulillaah. Sedang dzikir yang terbaik adalah: Laa Ilaaha Illallaah.” [285]

265- الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
265. Kalimat-kalimat yang baik adalah: “Subhaanallaah, walhamdulillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.” [286]

131- BAGAIMANA CARA NABI SHALLALLAHU'ALAIHI WASALLAM MEMBACA TASBIH

266- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ x قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ يَعْقِدُ التَّسْبِيْحَ بِيَمِيْنِهِ.
266. Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu'anhu, dia berkata: “Aku melihat Rasulullah menghitung bacaan tasbih (dengan jari-jari) tangan kanannya.” [287]

Dzikir Dan Macam-Macamnya
Allah Ta'ala berfirman :
Hai Orang-orang yang beriman, sebutlah Allah (berdzikirlah) dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. ( Al-Ahzab : 41 ).
Berzikir yang terus-menerus merupakan syarat untuk mendapatkan kecintaan dari Allah yang langgeng pula. Allah yang paling berhak untuk dicintai secara menyeluruh , diibadahi, diagungkan dan dimuliakan.
Pekerjaan yang termasuk paling bermanfaat bagi seorang hamba adalah berzikir yang banyak. Zikir bagi hati itu laksana air bagi ladang pertanian, bahkan seperti air bagi ikan, ia takkan hidup tanpa air.
Zikir itu bermacam-macam :
Berzikir dengan menyebut asma Allah dan sifat-sifat-Nya, serta memujinya dengan menyebut asma dan sifat-Nya.
Tasbih ( mensucikan Allah dengan mengucapkan : Subhanallah ), tahmid ( memuji Allah dengan mengucapkan : Al-hamdu lillah ), takbir ( mengagungkan Allah dengan mengucapkan : Allahu Akbar), Tahlil (mengucapkan la ilaha illallah yang artinya tidak ada tuhan yang haq kecuali Allah) serta memuliakan Allah. Ini merupakan lafal zikir yang paling banyak diucapkan oelh kalangan orang-orang yang belakangan atau pada dewasa ini.
Berzikir dengan hukum-hukum Allah, perintah-perintah-Nya serta laranganan-larangan-Nya dan ini merupakan zikir ahli ilmu. Bahkan ketiga zikir ini merupakan zikir mereka kepada Rabb-nya.
Berzikir dengan firman-Nya yaitu dengan Al-Qur'an. Ini termasuk zikir yang paling utama. Allah berfirman : Dan barangsiapa yang berpaling dari zikir-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. 20:124)Yang dimaksud dengan zikir-Ku adalah kalam Allah yang telah diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu al-Qur'an.Allah berfirman : orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. 13:28)
Berdzikir dengan berdo'a kepada Allah, beristighfar (mohon ampunan) dan merendahkan diri di hadapan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk mengikuti cara berdzikir beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Kelima macam cara berdzikir di atas merupakan cara berdzikir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Berdzikir kepada Allah harus sesuai dengan yang telah disyari'atkan oleh Allah dan sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya, bukan bid'ah seperti yang dikerjakan oleh kaum sufi. Mereka berdzikir dengan dzikir yang dibuat-buat dan diada-adakan. Contohnya mereka menyebut : hu… hu… yang menurut mereka lafadz itu termasuk asma Allah. Dzikir semacam ini tidak dibenarkan sama sekali. Begitu juga mengenai bacaan shalawat atas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam harus sesuai dengan yang terdapat dalam sunnah seperti shalawat Ibrahimiyyah ( yang dibaca pada tahiyyat dalam shalat ) dan lainnya yang sesuai dengan sunnah.
( dari buku : kaifa nafhamu al-Qur'an Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, edisi Indonesia hal : 191 )


Dalam hidup ini , tidak ada apapun alasan yang dapat membuat kita sedih, berputus asa bila kita menyadari bahwa hidup ini patut selalu kita syukuri. bila kita yakin bahwa Allah selalu bersama kita dan memberikan kita yang terbaik.
pernahkan kita berfikir bahwa keputus asaan adalah alat penghancur manusia yang paling mudah, jadi jangan pernah berfikir untuk putus asa.
Pernahkan kita melihat kesekeliling kita, ketika sedang merasa hidup ini tidak yang seperti kita harapkan.kadang kita tidak menyadari apa yang kita inginkan adalah yang telah kita dapatkan sekarang. kalau kita mengukur kebahagiaan dengan ukuran orang lain maka kita tak akan pernah mengetahui apa yang kita inginkan agar kita bisa sama bahagian dengan mereka.
Hidup ini sudah bertakar dan harus terperoses, tidak ada sesuatu keburukan yang terjadi karena suatu kegagalan. karena hidup kita adalah proses menjadi lebih baik. kadang kita tidak menyadari bahwa ketika kita berusaha dan beriktiar kita sedang menjalankan kehidupan ini sebaik-baiknya, bila semua dijalankan dengan iklas maka apapun pekerjaan kita, adalah sama dimata Allah.

Dimata Allah perkerjaan seorang pembantu rumah tangga adalah sama pentingnya dengan presiden america bila keduanya dijalankan dengan amanah dan iklash. seorang wanita karir dan direktur sebuah perusahaan juga sama pentingnya dengan ibu rumah tangga yang bekerja dirumah 24 jam, tampa berhenti. semuanya sama, tapi kadang kita melihat kesuksesan seorang dengan hasil materi yang didapatnya. Pernahkan kita berfikir bahwa seorang presiden terlahir dari wanita sederhana yang tidak punya pekerjaan diluar rumah tapi dia bekerja sebagai ibu rumah tangga, yang tiap hari bekerja melayani anak dan suami , menjaga agar mereka tersenyum sampai kerumah dan merasakan nikmatnya dan rasa aman ketika ibu mereka dirumah selalu membuat mereka tenang, bahagia dan aman.
Jadi.. adalah sebuah keindahan hidup bila kita selalu menghargai amanah sebagai apapun kita. jadilah ibu yang baik bila kita diberi ALLAH amanah sebagai ibu, jadilah tukang sapu yang baik , pembantu yang baik, presiden yang baik, menteri yang baik dan menjaga amanah yang diberikan kepada kita.
Doa Penawar Duka dan Kesedihan Yang Mendalam Sebelumnya Main Selanjutnya

--------------------------------------------------------------------------------
34- DOA PENAWAR HATI YANG DUKA

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
120 “Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.” [137]

121- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.

121. “Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” [138]
--------------------------------------------------------------------------------
35- DOA UNTUK KESEDIHAN YANG MENDALAM

122- لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمُ.
122. “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Pengampun. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai arasy, yang Maha Agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Tuhan Yang menguasai arasy, lagi Maha Mulia.”

123- اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
123. “Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” [140]

124- لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.
124. “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang yang zhalim.” [141]

125- اللهُ اللهُ رَبِّي لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.
125. “Allah-Allah adalah Tuhanku. Aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu.” [142]