Pemberlakuan kesepakatan perdagangan ASEAN China (FTA-AC) akn menghapus impor ke Indonesia, sehingga berbagai produk UMKM Indonesia terancam pemasarannya, terutama oleh produk Cina yang selama ini telah menguasai pasar Internasional.
PT. JAMSOSTEK menyatakan dampak perdagangan bebas (FTA) dan menurunkan kinerja perusahaan lokal dan berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak terelakan. menurut Bambang, betap pun banyaknya pandngan kritis soal FTA tetap dapat memberikan manfaat kepada perekonomian Indonesia , itu terjadi jika integrasi ke empat sektor atau departemen tersebut terjadi. Beberapa srtategi untuk menjadikan FTA lebih bersahabat bagi Indonesia dengan cara menarik ravestasi dari luar negeri, membangun lebih banyak usaha terbuka sehingga menciptakan tenaga kerja lebih banyak selai itu dari segi pengembangan teknologi dan transportasi.
Simulasi perdagangan bebas untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute melakukan stimulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya, sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China, jadi tarik impor antar negara menjadi nol. Yang ke dua indonesia hanya mengimplementasikan perjanjian pardagangan dengan ASEAN tetapi tidak ikut perdagangan bebas dengan China. Dengan demikian indonesia lebih mendapatkan keuntungan dari ekspor ke Cina dari perdagangan AFTA.
KESIMPULAN
Industri Baja belum diap menghadapi AFTA ASEAN –China, industri baja dalam negeri telah meminta kepada pemerintah untuk mengembangkan industri dalam negeri agar dapat bersaing dengan China. Dia menilai tidak memiliki daya saing dan sulit berkembang karena tidakadanya kejelasan kebijakan industri.
Indonesia sebaiknya ikut FTA ASEAN – China karena secara keseluruihan akan lebih menguntungkan but Indonesia.Apakah Indonesia akan diam atau bergerak, apakah Indonesia bergerak cepat atau lambat yang jelas dunia tidak menunggu kita.Jika Indonesia tidak berubah sungguh-sungguh memperbaiki dan meninggkatkan dirinya, niscaya negeri ini akan tertinggal oleh derap kemajuaan negeri-negeri lainnya,
Sebelumnya beberapa sektor industri dalam negeri melaporkan keberatan atas implementasi FTA tersebut, diantaranya tekstil, mainan anak, elektronik, makanan, minuman, baja, petrokimia, dan ototomotif, di sini dalam pengembangan industrinya mungkin dad yang salah.
lemahnya daya sdaing industri dalam negri, juga diperjarak dengan faktor biaya bunga. Di negara ASEAN lain, suku bunga bisa di bawah 10 persen, di Indonesia sebaliknya di atas 10 persen. Selain itu, ekonomi biaya tinggi seperti pelabuhan harus ditekan karena menimbulkan inetisiensi.